Rabu, 14 April 2010

APA DAN BAGAIMANA “ASD” ITU !? : bab 7

Para ahli akan menggunakan pengetahuan teoritikal yang luas tentang karakteristik autisme. Ada ratusan buku, mayoritas panjang dan rumit, meskipun secara umum dibaca oleh spesialis, banyak orangtua berpendapat mereka tidak punya waktu untuk membaca dan mengerti teorinya. Meskipun proses pengujian dapat berlangsung lama dan membuat frustrasi, ini penting, pengalaman kami bekerja dengan berbagai keluarga menunjukkan bahwa memahami prognosa dan diagnosis adalah cara terbaik membantu anak-anak mereka.

Beberapa alat tes yang sering digunakan

* Wawancara orangtua dapat dilakukan selama kurang lebih tiga jam
(autisme diagnosa interview revise/ADI-R).
* Pengujian dengan permainan bersama anak kecil, perbincangan informal terstruktur dengan anak-anak lebih tua kurang lebih satu jam (autisme diagnosa observation schedule).
* Pengujian tentang tingkah laku anak-anak (children’s autisme rating scale).
* Pemeriksaan secara garis besar (sekitar 10 menit) untuk anak-anak usia 1 tahun. Tujuannya mengecek beberapa hal seperti: permainan pura-pura, menunjukkan rasa ketertarikan dan keinginan bergabung.
* Tes-tes lain, seperti tes wechsler intelligence scale for children-revised (WISC-R).

Beberapa alat tes di atas merupakan kriteria diagnosa yang banyak dijadikan acuan. Tapi di Indonesia kebanyakan mengacu kepada American Psychiatri Association (APA), the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, edisi ke-4 (DSM – IV) 1994 dan rumusan dari WHO, ICD-10 (international classification of diseases) 1993.

Mungkinkah diagnosa itu tumpang tindih atau salah diagnosa? Membuat diagnosa harus hati-hati dan sering direvisi (diperbaharui) untuk menghindari tumpang tindih dan salah diagnose. Karena dengan kasus yang sama si ahli/spesialis bisa saja memandang dari sisi teori yang berbeda, karena latar belakang pendidikan. Dan karena berjalannya waktu anak mendapatkan penanganan akan menjadi progres (lebih baik).

Jika spesialis menemukan adanya masalah yang signifikan dengan bahasa dan tingkah laku berulang, tapi anak tidak bermasalah dalam sosialisasinya, mungkin bukan autism. Anak ini tetap memerlukan penanganan, hanya saja diagnosa berbeda perlu penanganan berbeda.


Sumber: http://specialneedskid.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar