Rabu, 24 Februari 2010

TIPS Supaya Si Kecil tidak Galak

Sungguh bingung kalau buah hati kita galak. Bahkan pada ayah-ibunya. Lebih-lebih bila orang tua teman anak komplain karena anaknya digalakin si upik atau buyung kita. Betapa malunya! Tentu harus ada cara mengatasinya.

“Aku nggak mau kamu main disini. Awas kalau kesini!”
Aduh betapa merahnya telinga kita jika mendengar si kecil galak sama temannya. Kenapa ya? Nggak usah heran. Kalau ia berteriak dan Anda merespon dengan teriakan pula(meski hanya intonasi Anda yang kenceng ) ,bagaimana pula si kecil bisa belajar berkata dengan lemah lembut? Malah kemungkinan ia tertantang untuk mencoba teriakan-teriakan lainnya ataupun tambah menjadi-jadi berteriak. Supaya tak galak lagi, harus ada cara mengatasinya :
 Memberi Contoh Tegas bukan Keras dan Galak
Simpelnya, kalau kita biasa bicara lemah lembut, si kecil pasti akan menirunya. Kalau lagi marah apa harus keras padanya ? Percayalah, bicara tegas bisa dilakukan bukan dengan suara keras tapi intonasi yang mantap.
 Mengajari Anak Cara Berekspresi yang Tepat
Bisa saja anak memilih berteriak atau membanting-banting barang, karena ia tak tahu bagaimana mengungkapkan kekesalannya. Karena itu latih ia mengekspresikan kemarahan dengan mengungkapkan kekesalannya secara benar. Latih ia bicara apa yang dirasakan atau tak disukainya. Setelah itu ajaklah melakukan aktivitas yan membuat tenang, misalnya menyanyi.
 Ajak Ia Mengikuti Prosesnya
Ajak si kecil melihat dan mengikuti prosesnya. Misalnya ia kesal saat menunggu susunya, Anda bias mengajaknya mengajaknya membuat susu bersama, atau melihat bagaimana si mbak membuatnya. Dengan demikian anak akan tahu segala sesuatu melalui proses bukan sulap.
 Berilah Anak Pilihan
Daripada marah-marah karena ia sulit diajak mandi misalnya, lebih baik memberinya memberinya pilihan. “Adek mau mandi sekarang atau 10 menit lagi?”Tapi tegaskan ia untuk menepati pilihannya dan beri sanksi kalau tak menepatinya.
 Jangan Lupa, Berilah Pujian
Jangan segan memberi pujian kalau menurut Anda anak bersikap benar. Pujian itu akan memotivasinya terus bersikap baik.



SUMBER : Majalah Kartini

TIPS Mengusir Rasa Rendah Diri

Seorang yang memiliki kepribadian minder atau low self-esteem, bukan berarti tak dapat menjadi pribadi yang penuh self-esteem, yakni tipe kepribadian yang penuh percaya diri, hangat, optimis. Anda bisa, tentu dengan kemauan kuat, membuka diri dalam pergaulan,banyak membaca agar wawasan Anda terbuka, dan sebagainya. Selain itu cobalah :
1. Hadapi Rasa Takut Anda
Semua hal yang tidak atau belum kita ketahui memang membuat takut dan minder. Tapi percayalah, rasa takut sebenarnya hanya ada dalam pikiran dan bayangan kita. Pada dasarnya tak akan berakibat seburuk yang kita kira.
2. Jangan Terpuruk Karena Kegagalan
Sebelum mencapai keberhasilan akan melewati kegagalan. Dari kegagalan masa lalu, jangan terpuruk karenanya, tetapi hindari kesalahan yang sama, maka Anda akan menjadi lebih bijak dan lebih kuat.
3. Mengetahui Apa Yang Anda Inginkan
Apapun yang Anda inginkan tentu harus jelas Anda ketahui. Sehingga jelas pula bagaimana usaha-usaha yang dapat Anda lakukan untuk menggapainya. Pengetahuan tentang apa yang Anda tuju, membuat Anda lebih percayakan akan dapat meraihnya.
4. Hargai Diri Sendiri Bila Berhasil
Banyak orang yang lupa menghargai keberhasilan diri sendiri. Bisa karena minder, atau karena tak bersyukur. Keduanya menimbulkan aura negative pada diri sendiri. Menghargai yang Anda capai akan membuat orang lain pun menghargainya, dan Anda pasti termotivasi untuk mencapai lagi yang lebih baik.
5. Berbicaralah, Jangan Berasumsi
Kita seringkali membuat asumsi bahwa seseorang atau situasinya sungguh buruk. Padahal asumsi tak benar akan menjerumuskan Anda. Berbicara dan mendapat jawaban membuat pikiran Anda tenang.
6. Gagal ? Yang Penting Jangan Merasa Kalah
Kegagalan adalah hal yang biasa. Yang terpenting dari itu adalah bagaimana kita tidak merasa kalah, tetapi sekedar mundur untuk mempelajari situasinya. Jadi, jangan mau dikalahkan oleh satu kegagalan.




Sumber : Majalah Kartini

Terapi Rileksasi Pengalihan Stress

1. Musik
Menikmati musik ternyata mempunyai banyak manfaat. Satu diantaranya, bisa dijadikan sebagai terapi kesehatan untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan social bagi individu dari berbagai kalangan usia. Bagi orang yang sehat, terapi musik bisa dilakukan untuk mengurangi stress dengan cara mendengarkan atau mainkan alat musik seperti drum. Selain mengendalikan stress, terapi musik dapat pula menjaga dan meningkatkan kesehatan, memori, kemampuan komunikasi dan mempercepat rehabilitasi fisik.

2. Seni
Terapi seni misalnya melukis, juga mampu membantu mengatasi stress. Kuas dan cat aneka warna akan membawa seseorang seolah memasuki dunia lain. Anda bisa mengekspresian sedih, tertekan dan stress. Lewat lukisan pula seseorang bisa menghapus segala kesedihan dan menciptakan gambaran-gambaran yang membuatnya kembali merasa bahagi, membangkitkan masa-masa indah yang pernah dialaminya bersama orang-orang yang dicintai. Terapi seni menggunakan aktivitas yang bersifat kreatif untuk membantu orang mengatasi konflik emosional, membangun kesadaran diri dan meningkatkan rasa percaya diri.

3. Nutrisi
Stress bisa merusak pertahanan alami tubuh dan mengatifkan hormone stress yang bisa menguras nutrisi dan cadangan energi tubuh. Untuk membantu tubuh agar kuat menghadapi stress, anda perlu mengonsumsi banyak makanan dari kelompok karbohidrat kompleks, misalnya beras merah , pasta , roti gandum, serta polong-polongan, buah-buah dan sayur-mayur. Saraf dan system kekebalan tubuh juga membutuhkan makanan kaya vitamin B untuk mengatasi kelelahan yang ditimbulkan oleh stress.

4. Tertawa
Kelihatannya tertawa memang aktivitas biasa. Namun jangan menganggap sepele urusan tertawa. Sejak ratusan tahun lalu tertawa memiliki efek medis terhadap kesehatan manusia. Bisa mengurangi bahkan mengatasi stress. Orang yang biasa tertawa spontan lebih mungkin tidak mengalami stress. Karena gangguan stress efektif diatasi dengan terapi tertawa teratur. Ketika seseorang tertawa, tubuhnya akan menghasilkan zat baik seperti melantonin, endorphin dan serotonin yang menekan capisol, adrenalin serta radikal bebas. Efek jangka panjangnya, mencegah kanker dan membuat awet muda. ( Berbagai sumber )



Sumber : Majalah Kartini

Anak Jadi Mudah Marah

Sejak satu bulan terakhir ini putri pertama dari seorang ibu menunjukkan perubahan sikap yang selama ini tidak pernah dilakukannya. Dia menjadi mudah marah, pemurung, suka berteriak-teriak sambil menangis keras, dan melempar benda yang ada di dekatnya jika keinginananya tidak dituruti.
Dulunya tidak seperti itu. Ia anak periang dan penurut. Karena nurut maka ketika sekolah di TK dia sering dilibatkan oleh gurunya mengikuti berbagai kegiatan didalam maupun diluar sekolah.
Masalah itu tidak disampaikan pada suaminya sebab sudah beberapa waktu mereka tidak teguran. Suaminya jarang di rumah. Bila pulang sudah larut malam.

Apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan si anak ???

Ada kemungkinan perubahan itu karena factor trauma sebagai dampak ketegangan hubungan ibu dengan si ayah. Anak bisa mengalami ketegangan mental setelah melihat kedua orang tuanya tidak akur seperti dulu lagi. Akan tetapi karena seorang anak tidak mampu mengungkapkan perasaanya secara jelas seperti halnya orang dewasa, maka ketegangan mental itu dimanifestasi dalam bentuk perilaku yang tidak biasa dia lakukan selama ini, misalnya menjadi pemarah, pemurung, menangis berteriak-teriak,dan lainnya.
Anak mengalami ketegangan pikiran akibat orang tuanya kurang harmonis. Cobalah untuk berkomunikasi denagan si anak, mungkin ada harapan dia cukup terbuka menceritakan permasalahan yang dihadapi. Untuk mendapatkan jawaban anak, terlebih dahulu ciptakan suasana yang membuatnya menjadi rileks, misalnya ajak ke tempat bermain yang disukai. Bicarakanah masalah disekeliling tempat bermain. Boleh juga saat itu Anda menuruti permintaan anak, misalnya anak minta dibelikan mainan. Hal itu dimaksudkan membuat hati anak senang.
Untuk mulai memancing kea rah pembicaraan yang diharapkan, maka coba lakukan dengan menghindarkan nada atau bentuk pertanyaan menyelidik. Jika anak menunjukkan sikap tidak suka,maka segera hentikan dan alihkan secara halus arah pembicaraan. Demikian seterusnya Anda lakukan secara perlahan. Sangat dibutuhkan kesabaran akstra jika Anda menginginkan sesuatu yang terbaik bagi putrid anda.
Perubahan perilakau pada si anak harus ditangani secara tepat , jika tidak akan mengganggu perkembangannya. Misalnya anak jadi tidak percaya diri, prestasi belajar turun, tidak mampu membina hubungan social yang sehat ,dan lainnya.


SUMBER : Majalah Kartini

PENANGANAN TEPAT ADHD

Bila orangtua sudah menemukan salah satu atau beberapa ciri-ciri anak dengan gangguan ADHD, sebaiknya segera bawa anak ke ahlidalam hal ini psikolog/psikiateruntuk mendapatkan penanganan yang tepat. Prinsipnya, lebih baik orangtua "curiga" dahulu meski kemudian tak terbukti, daripada menunda kecurigaan dengan risiko penanganannya terlambat. Oleh psikolog/psikiater, anak dan orangtua akan diobservasi lebih lanjut dengan beberapa tes/pertanyaan. Bila memang terbukti anak mengalami kesulitan belajar karena ADHD, maka penanganan yang akan dilakukan adalah:

* Pemberian obat.

Bertujuan mengurangi sensitivitas transporter dopamin sehingga dopamin yang bisa diserap oleh reseptor lebih banyak. Dengan demikian diharapkan anak lebih bisa konsentrasi dan mempunyai kontrol diri. Jenis obat-obatan yang diberikan antara lain golongan amfetamin, aferadin, dexmethylphenidate, dan sebagainya. Pemberian obat ini harus dengan pengawasan dokter dan akan dihentikan bila dirasa cukup, jadi tak dikonsumsi anak selamanya.

* Terapi perilaku.

Seiring dengan pemberian obat, anak diminta menjalani terapi perilaku. Tujuannya, mengajari anak melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Seperti diketahui, anak-anak ini umumnya tak bisa duduk diam, memusatkan perhatian, mendengarkan orangtua/guru yang sedang berbicara, menggunakan alat tulis dengan benar, dan sebagainya.

* Remedial teaching programme.

Setelah anak lebih bisa memusatkan perhatian, maka diharapkan adanya remedial teaching programme. Program ini melibatkan pihak sekolah untuk mengejar ketertinggalan anak pada pelajaran yang diberikan.



Sumber:
Marfuah Panji Astuti. Ilustrasi Pugoeh Dok. nakita

Narasumber:

Dr. Tjin Wiguna, Sp.KJ.,

dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

TIGA TIPE GANGGUAN ADHD

Secara umum gangguan ini dapat digolongkan menjadi 3, yaitu;

* Tipe Predominantly Hyperactive-impulsive.

Ciri-ciri: tak bisa diam, berlarian, memanjat-manjat, terburu-buru menjawab meski pertanyaan belum selesai, tak sabar berada dalam antrean, dan sebagainya.

* Tipe Predominantly Inattentive.

Ciri-ciri: sulit memusatkan perhatian, ceroboh, sering kehilangan barang karena lupa, belum selesai mengerjakan sesuatu sudah ditinggal untuk mengerjakan hal lain.

* Kombinasi keduanya.

Ciri-ciri: menunjukkan ciri-ciri dari keduanya.



Sumber:
Marfuah Panji Astuti. Ilustrasi Pugoeh Dok. nakita

Narasumber:

Dr. Tjin Wiguna, Sp.KJ.,

dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

CIRI-CIRI LAIN ANAK ADHD

CIRI-CIRI

Sebenarnya, anak dengan gangguan ADHD sudah bisa terdeteksi sejak bayi, dengan beberapa ciri yang khas, semisal lebih lasak, tidur lebih sebentar, sulit memusatkan perhatian dan sebagainya. Jadi, gangguan ini tidak muncul tiba-tiba di usia prasekolah/sekolah. Kalaupun orangtua merasa sudah terlewat mendeteksi di usia sebelumnya, berikut ciri-ciri yang harus diwaspadai:

+ Rentang perhatian sempit.

Anak-anak ini mempunyai rentang perhatian yang sempit dan mudah teralih, daya ingat yang buruk (lupa mengerjakan PR, sering kehilangan barang karena lupa, bermasalah dengan janji yang dibuat sendiri), sulit mempelajari hal baru terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat, mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu.

+ Hiperaktif

Tak bisa duduk diam saat makan maupun di kelas, selalu bergerak dan berlarian, menyentuh benda-benda yang ada di sekitarnya, membuat kegaduhan dengan alat-alat tulis yang sedang dipegangnya, terlihat "sok tahu" saat membicarakan sesuatu sementara ia sendiri tak mengerjakan apa yang dibicarakannya itu.

+ Tantrum

Memiliki problem emosi seperti mudah marah dengan sebab yang tidak jelas, mudah tersinggung, pemurung, tak acuh, dan suka mengasingkan diri dari lingkungan, impulsif (bertindak sebelum berpikir), kekanak-kanakan (perilaku tak sesuai dengan usianya), dan keras kepala.

+ Ciri lainnya:

- Membuat kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca, misalnya huruf b dibaca d, kata roda dibaca dora, serta minimnya penguasaan jumlah kata.

- Lambat mempelajari hubungan antara huruf dan bunyi.

- Kesulitan mempelajari huruf, angka, tanda-tanda dalam matematika (-, x, +), nama-nama hari dalam seminggu.

- Tidak menyukai permainan pasel.

- Tidak menyukai pelajaran menggambar dan prakarya.

- Lambat dan tak bisa mengerjakan beberapa tugas yang diberikan sekaligus.

- Buruk dalam hal perencanaan.

- Disfungsi motorik, seperti sulit memegang alat tulis, gunting, gangguan motorik halus dan koordinasi.



Sumber:
Marfuah Panji Astuti. Ilustrasi Pugoeh Dok. nakita

Narasumber:

Dr. Tjin Wiguna, Sp.KJ.,

dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

ADHD pada orang dewasa

Jika anak-anak dan remaja pengidap ADHD yang sedang dalam tahap pertumbuhan bermasalah dengan perkembangan jiwa mereka, bagaimana dengan orang dewasa yang terkena ADHD ?? It’s hard.... so hard tentu saja..... Penderita ADHD sering tidak bisa dipahami oleh keluarga dan lingkungan. Lhah iyalah....orang ini susah banget dimengerti karena dia juga tidak paham tentang dirinya sendiri!! Nah lhooo... Berikut ini ciri-ciri penderita ADHD pada orang dewasa :

* Tidak ada perhatian/lalai: gampang beralih perhatian, bermasalah dengan membagi waktu, sering mengerjakan terlalu banyak dalam waktu yang sama, sering datang terlambat, sering buru-buru dan tidak ada persiapan, sulit mengatur keuangan, tidak menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, sering ragu-ragu, tidak bisa mengambil keputusan, gampang bosan, pikiran tidak konsentrasi pada pembicaraan dan suka lupa.
* Terlalu aktif: Hati yang terus gelisah, tidak bisa duduk diam, kalau bicara ramai, tidak bisa berhenti dan bicara terus tanpa alasan, kegugupan, tiap kali berdiri untuk mengambil sesuatu atau mencari alasan untuk bisa jalan.

* Impulsif: Langsung bertindak jika ada ide baru, sulit menunggu giliran, sering memutuskan pembicaraan orang lain, sering gabung dalam pembicaraan atau mengganggu kegiatan orang lain, menjawab sebelum pertanyaan selesai, sering pindah rumah dan/atau ganti pekerjaan atau relasi, mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.

* Keluhan lain: berprestasi jelek, sering cari orang yang bisa mengatur kegiatan mereka sehari-hari, suasana hati yang cepat berubah, cepat kecewa, lekas marah, peka terhadap kritik.



Sumber: La Picara Sonadora

Penderita ADHD pada balita dan anak-anak

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


* Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek
* Sangat aktif dan selalu bergerak
* Impulsif
* Cenderung penakut
* Memiliki daya ingat yang pendek
* Terlihat tidak percaya diri
* Memiliki masalah tidur dan sulit makan
* Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima



Sumber: La Picara Sonadora

Penderita ADHD pada bayi

ciri-cirinya sebagai berikut :


* Terlalu banyak bergerak, sering menangis, dan pola tidurnya buruk
* Sulit makan/minum
* Selalu kehausan
* Cepat marah/sering mengalami temper tantrum



Sumber: La Picara Sonadora

BU DEPRESI, ANAK TERHAMBAT

Ibu yang depresi selama masa kehamilan akan membawa pengaruh negative terhadap perkembangan kognitif anak, seperti halnya depresi setelah kelahiran, “ujar Dr. Toity Deave dari Center for Child and Adolescent Health, University of the West of England, Bristol, seperti dikutip Reuters Health.
Temuan ini berasal dari penelitian jangka panjang terhadap 9.244 ibu dan anak-anak yang dilahirkan. Dilaporkan Deave dan timnya dalam International Journal of Obstetrics and Gynecology, juli 2008, sebanyak 1.565 perempuan atau 14 persenmenderita depresi selama masa hamil, tetapi kondisi mereka membaik dua bulan setelah melahirkan.
Tes skrining perkembangan standar pada anak menunjukkan 893 atau 9 persen mengalami keterlambatan tumbuh kembang pada usia 18 bulan. Keterlambatan itu adalah kelambanan yang signifikan pada setiap perkembangan fisik, kognitif, perilaku, emosional, atau social anak, dibandingkan dengan rentang normal yang telah ditentukan pada usianya.
Deave memaparkan, depresi menetap pada ibu selama masa kehamilan menambah kemungkinan dari keterlambatan perkembangan pada anak hingga 50 persen.
Setelah memasukan factor efek dari depresi dini pasca kelahiran, para peneliti menjumpai bukti adanya peningkatan 34 persen kemungkinan keterlambatan perkembangan pada anak yang ibunya depresi saat hamil.
Menurut Deave, untuk meningkatkan perkembangan anak, meski ada masalah depresi dalam keluarga, bisa melalui interaksi yang dekat antara orangtua atau menciptakan suasana bermain yang menyenangkan.



Sumber: Dee_Gaya Sehat

TANDA-TANDA DEPRESI

Depresi bisa membuat pekerjaan serta kehidupan sehari-hari menjadi sulit. Ada sejumlah kondisi emosianaldan psikologis yang berdampak depresi, antara lain:
• Merasa sedih, kosong, tak ada artinya
Rasa sedih mungkin dialami setiap orang. Namun, perasaan ini pada orang depresi, bisa ada di hampir setiap waktu, setiap hari.
• Hilang minat terhadap sesuatu yang biasa dilakukan dan dinikmati
Mereka yang depresi tidak perduli dengan hobi yang sebelumnya disukai. Bisa juga mereka merasa tidak suka berada di sekeliling minat terhadap hubungan seksual.
• Cemas atau lekas marah
Mungkin orang yang mengalami depresi lebih temperamental dan sulit untuk rileks atau tenang.
• Sulit membuat keputusan
Depresi dapat membuat seseorang sulit berpikir atau berkonsentrasi secara jernih. Bahkan, membuat pilihan sederhana saja terlihat sebagai sesuatu yang sangat berlebihan, sehingga sulit untuk membuat kkeputusan.
• Merasa salah atau tidak berguna
Perasaan ini kerap berlebihan atau tidak tepat dengan situasi tertentu. Mungkin merasa bersalah atas sesuatu yang belum tentu kesalahannya, atau tidak memiliki kontrol terhadap masalah itu.
Bisa juga mereka memiliki perasaan bersalah amat sangat hanya karena kesalahan kecil saja.
• Berpikir kematian dan bunuh diri
Jenis pikiran beragam. Sebagian ingin mati, merasa bahwa dunia akan menjadi lebih baik tanpa mereka. Kadang juga membuat rencana sangat jelas untuk melukai diri sendiri.



Sumber: Dee_Gaya Sehat

PENCEGAHAN

Prognosis

Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih tidak impulsif dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang dewasa belajar menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain yang muncul atau menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi akademis yang buruk, rendah penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi, dan kesukaran dalam mempelajari prilaku sosial yang pantas. Penting, mayoritas anak itu dengan ADHD menjadi orang dewasa produktif, dan orang dengan ADHD kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja daripada situasi sekolah. Tetapi, jika kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko penyalahgunaan alkohol atau bahan lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat.




Sumber: www.medicastore.com

PENGOBATAN ADHD

Untuk meminimalisir efek ADHD, struktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi sering diperlukan. Beberapa anak yang tidak agresif dan yang datang dari lingkungan rumah stabil dan lingkungan rumah yang mendukung mungkin lebih berguna dengan pengobatan obat sendiri. Terapi kelakuan yang diadakan oleh seorang psikolog anak kadang-kadang digabungkan dengan pengobatan obat. Obat Psikostimulan adalah pengobatan obat yang paling efektif.

Methylphenidate adalah obat psikostimulan yang paling sering diresepkan. Obat ini seefektif psikostimulan lain (seperti dextroamphetamine) dan mungkin lebih aman. Sejumlah obat bentuk lepas lambat (beraksi lebih panjang) methylphenidate bisa dijumpai disamping bentuk biasa dan dapat diminum satu kali sehari. Efek samping methylphenidate seperti gangguan tidur, seperti insomnia, menekan selera makan, depresi atau kesedihan, sakit kepala, sakit perut, dan tekanan darah tinggi. Semua efek samping ini hilang jika obat dihentikan; tetapi, kebanyakan anak tidak mempunyai efek samping kecuali barangkali selera makan yang berkurang. Tetapi, jika dosis besar diminum dalam jangka waktu yang lama, methylphenidate sekali-sekali bisa memperlambat pertumbuhan anak; oleh karena itu, dokter mengamati berat badan anak.

Sejumlah obat lain bisa dipakai untuk mengobati gejala kurangnya perhatian dan prilaku. Seperti clonidine, amphetamine - obat dasar, obat antidepresi, dan obat anti ansietas. Kadang-kadang, kombinasi obat digunakan.


Sumber: www.medicastore.com

ADHD: Epidemi atau Over-Diagnosa?

Meningkatnya jumlah anak yang didiagnosa ADHD. Tetapi, ada peningkatan perhatian dokter dan orang-tua dimana banyak anak salah didiagnosa. Derajat aktivitas tinggi mungkin sebenarnya normal dan menjadi pernyataan yang dilebih-lebihkan dari tingkah laku masa kecil yang normal. Dengan kata lain, hal itu dapat bervariasi penyebabnya, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, seperti ADHD.

Biasanya anak usia 2 tahun aktif dan jarang bisa diam. Derajat aktivitas dan suara tinggi biasa sampai usia 4 tahun. Pada kelompok umur ini, kelakuan seperti itu hal yang normal. Kelakuan aktif bisa menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan mungkin membuat orangua cemas. Juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak seperti itu, termasuk guru.

Menentukan apakah derajat aktivitas seorang anak luar biasa tinggi adalah abnormal sebaiknya tidak bergantung pada bagaimana toleransi orang yang jengkel. Tetapi, beberapa anak secara jelas lebih aktif daripada rata-rata. Jika derajat aktivitas tinggi digabungkan dengan perhatian pendek dan impulsif, mungkin ditetapkan sebagai hiperaktif dan dianggap sebagai bagian ADHD.

Mencaci-maki dan menghukum anak yang derajat aktivitas tingginya dalam batas normal biasanya bisa meledak, menambah derajat aktivitas anak. Menghindari situasi dimana anak mesti duduk diam dalam waktu lama atau menemukan seorang guru trampil untuk anak seperti itu mungkin menolong. Jika ukuran sederhana tidak menolong, kedokteran atau psikologis evaluasi mungkin berguna untuk mengesampingkan kekacauan seperti ADHD.


Sumber: www.medicastore.com

DIAGNOSA ADHD

Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah) - kejadian gejala tepat di rumah atau di sekolah saja dan tidak mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD. Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong dokter membuat diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak anak menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar yang spesifik.


Sumber: www.medicastore.com

Tanda ADHD

Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.

*
Tanda-tanda tidak perhatian.
o Sering lalai memberi perhatian seksama pada detail.
o Mempunyai kesukaran mempertahankan perhatian pada kerja dan bermain.
o Tidak tampak mendengarkan kalau berbicara secara langsung.
o Sering tidak melaksanakan perintah dan lalai menyelesaikan tugas.
o Sering mempunyai kesukaran melakukan tugas dan aktivitas.
o Sering menghindar, sebel, atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memerlukan usaha mental terus-menerus.
o Sering kehilangan barang.
o Dengan mudah dialihkan dengan hal yang tak ada hubungannya dengan rangsangan.
o Sering pelupa.
* Tanda-tanda hiperaktiv
o Sering memain-mainkan tangan atau kaki atau menggeliat.
o Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas dan tempat lainnya.
o Sering berlari kesana-kemari atau merambat naik seacara berlebihan.
o Sulit untuk bermain atau terlibat dalam aktivitas yang diam.
o Sering bergerak atau bertingkah seolah-olah digerakkan oleh mesin.
o Sering berbicara berlebihan.
* Tanda-tanda impulsiv
o Sering mengucapkan jawaban tanpa berpikir sebelum pertanyaan komplit.
o Sering mempunyai kesukaran menunggunya giliran.
o Sering menyela atau mengganggu orang lain.



Sumber: www.medicastore.com

GEJALA ADHD

ADHD adalah terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan ketetapan tugas (kemampuan untuk menyelesaikan tugas). Anak juga mungkin terlalu aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laku dengan kurang baik. Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa diam dan menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa kecil nanti, anak seperti itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah, bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak agresif.

Sekitar 20% dari anak dengan ADHD mempunyai ketidakmampuan belajar dan sekitar 80% mempunyai masalah akademis. Kerjanya mungkin berantakan, dengan kesalahan serampangan dan ketiadaan pemikiran yang dipertimbangkan. Anak yang terkena sering bertingkah laku seolah-olah pikiran mereka di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Mereka sering tidak melaksanakan sesuai permintaan atau menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kewajiban lain. Seringkali ada satu tugas yang tak selesai dari yang lain.

Sekitar 40% dari anak terkena mungkin mempunyai persoalan dengan penghargaan diri sendiri, depresi, kegelisahan, atau penentangan kepemilikan sampai usia mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60 % anak muda mempunyai masalah seperti itu sewaktu marah, dan kebanyakan anak yang lebih tua mempunyai toleransi rendah terhadap frustrasi.



www.medicastore.com

PENYEBAB ADHD

ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini menunjukkan bahwa gangguan disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak impuls syaraf dalam otak). Gejala ADHD bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menjadi dibesar-besarkan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, seperti di rumah anak atau di sekolah. Keterbatasan cara hidup sekolah dan organisasi membuat ADHD menjadi masalah, sedangkan pada generasi sebelumnya, gejala mungkin tidak mengganggu secara signifikan fungsi anak karena pembatasan seperti itu adalah sering sangat sedikit. Walaupun beberapa gejala ADHD juga terjadi pada anak tanpa ADHD, mereka lebih sering dan kuat pada anak dengan ADHD.


Sumber: www.medicastore.com

DEFINISI ADHD

Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)adalah perhatian buruk atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak; beberapa anak juga menunjukkan hiperaktif.

Walaupun ada cukup banyak kontroversi tentang timbulnya, ditaksir ADHD itu mempengaruhi 5 hingga 10% dari anak dengan usia sekolah dan didiagnosa 10 kali lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Banyak ciri-ciri ADHD sering terlihat sebelum usia 4 dan tanpa kecuali sebelum usia 7, tetapi mereka mungkin tidak mengganggu secara signifikan prestasi akademis dan fungsi sosial sampai usia sekolah menengah. ADHD adalah dulunya disebut "gangguan kurangnya perhatian"; tetapi, kejadian yang biasa terjadi hiper-aktivitas pada anak terkena adalah benar-benar perpanjangan fisik dari kurangnya perhatian menyebabkan perubahan istilah sekarang.


Sumber: Seminar Kesehatan Online

Rabu, 17 Februari 2010

Manfaat Air Kelapa Panggang

gangguan masuk angin memang tidak dikenal didunia kedokteran. meski demikian, banyak masyarakat meyakini keberadaan gangguan itu. pengobatan yang dilakukan biasanya dengan kerokan. bagi mereka yang tidak tahan dengan kerokan bisa disiasati dengan cara mudah, sebagai berikut:

kupas serabut kelapa muda, panggang di atas bara api, kocok-kocok hingga kelapa hancur, beri sedikit guladan minum setelah dingin, lakukan sehari sekali. sebagai pencegahan lakukan hal itu dua hari sekali. selamat mencoba....


Sumber: Ny Erna Endrastuti - Samarinda, Kaltim

NUTRISI YANG BAIK UNTUK KALSIUM

Beberapa nutrisi yang baik untuk kalsium:

- Boron
Meningkatkan penyerapan kalsium dan metabolisme estrogen.
Ada dalam alpukat, selai kacang.

- Copper
Membantu memperkuat struktur tulang.
Dosis: 0,9 mg/hr untuk pria dan wanita.
Ada dalam biji-bijian, sereal, kakao, gandum, makanan laut.

- Flouride
Merangsang pembentukan tulang baru.
Dosis: 4mg/hr untuk pria dan 3 mg/hr untuk wanita usia 30 th keatas.
Ada dalam ikan laut.

- Zat Besi
Membantu memperkuat struktur tulang.
Dosis: 8 mg/hr untuk pria dan 18 mg/hr untuk wanita usia 19-50 th keatas.
Ada dalam sereal, buah-buahan, sayuran.

- Mangan
Membantu memperkuat struktur tulang.
Dosis: 2,3 mg/hr untuk pria dan 1,8 mg/hr untuk wanita usia 30 th keatas.
Ada dalam kacang polong, kacang-kacangan, gandum, teh, air minum.

- Protein
Membantu membangun jaringan dan memperbaiki fraktur.
Dosis: 56 mg/hr untuk pria dan 46 mg/hr untuk wanita.
Ada dalam daging merah, unggas, ikan, telur, susu, keju, yogurt, kacang, biji-bijian, sayuran.



Sumber: Dee_Gaya Sehat

NUTRISI PENGHAMBAT KALSIUM

Beberapa nutrisi penghambat kalsium antara lain:

- Kafein
Menghambat penyerapan kalsium.
Ada dalam kopi, teh, minuman ringan berkarbonasi, obat OTC (over the conter / dijual bebas).

- Serat
Mengganggu penyerapan kalsium (sebaiknya konsumsinya ada waktu jeda dengan kalsium).
Ada dalam oat, gandum.

- Oksalat
Menghambat penyerapan kalsium.
Ada dalam bayam dan ubi jalar.

- Fosfor
Jika konsumsinya berlebihan dapat mengacaukan penyerapan kalsium. Ada dalam minuman berkarbonasi (soft drink).

- Protein
Konsumsi protein berlebihan oleh tubuh akan akan di ubah menjadi energi
yang kemudian memproduksi zat kimia sulfat yang akan menguras lebih
banyak kalsium.

- Sodium
Meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin dah keringat.
Ada dalam garam dan makanan olahan yang tinggi garam.

- Vitamin A
Berlebihnya asupan retinol (vitamin A) akan mengikis tulang dan
mempengaruhi vitamin D sehingga penyerapan kalsium terganggu.
Ada dalam hati, kuning telur, susu, keju, obat jerawat.




Sumber: Dee_Gaya Sehat

KOPI ATASI SEMBELIT

Diantara kita pasti pernah susah buang air besar. Gangguan itu membuat perut kembung dan badan terasa kurang nyaman. Berbagai cara sudah dilakukan tetapi tidak kunjung membuahkan hasil. Bila anda mengalami masalah itu jangan khawatir. Atasi dengan cara berikut. Ambil satu sendok teh kopi, beri gula secukupnya, tambahi sedikit garam, seduh dengan air mendidih dan minum hangat-hangat kuku. Lakukan dua kali sehari pagi dan sore. Mudah-mudahan anda akan mudah buang air besar.




Sumber: Ny Rien Indriati – Serang, Banten

DAUN MELATI SEMBUHKAN JERAWAT

Wajah kaum remaja sering ditumbuhi jerawat. Hal itu terkait dengan masalah hormon. Jerawat membuat wajah kurang indah, menyebabkan banyak wanita risau dibuatnya. Jangan sesekali jerawat dipencet, sebab akan meninggalkan bekas luka. Ada cara mudah menyembuhkan jerawat. Ambil 10 lembar daun melati, cuci bersih, tumbuk hingga lumat, beri sedikit air, usapkan pada wajah sebagai masker, biarkan semalam. Pagi bersihkan, lakukansetiap malam hingga jerawat sembuh. Mudah-mudahan kulit wajah bersih dan halus kembali.




Sumber: Tumbuh Yeni - Klaten, Jateng

Melatih Konsentrasi Anak

Banyak cara yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih konsentrasi dan memori anak antara lain:

1. Menjumput (menggunakan jempol dan telunjuk) butiran beras atau kacang merah sambil menghitung jumlahnya, selain melatih konsentrasi juga melatih motorik halus anak.
2. Memindahkan air dari mangkuk/baskom kedalam botol dgn menggunakan tutup botol tsb. Lakukan dgn tangan kanan dan kiri secara bergantian.
3. Bermain Puzzle jg diyakini dapat meningkatkan konsentrasi dan memori anak.Kotak susu bekas dapat dibuat menjadi puzzle sederhana.



Sumber: milist sekolahrumah@yahoogroups.com, indicacentre

JENIS PERMAINAN untuk MELATIH KONSENTRASI ANAK ADHD

Permainan olah raga yang melatih konsentrasi seperti bulu tangkis, basket cukup membantu melatih konsentrasi anak dengan ADHD untuk fokus pada bola. Latihan oleh raga bela diri yang benar (bukan hanya diajarkan memukul tetapi juga filosofi dari bela diri dan \'meditasi\' untuk melatih \'fokus\') juga melatih konsentrasi dan ketekunan dalam meraih warna-warna sabuk yang harus dilalui sampai mendapatkan sabuk hitam.

Olah raga juga menjadi sarana \'menguras\' energi yang seakan tak ada habis-habisnya pada anak dengan ADHD. Permainan-permainan kecerdasan yang sekarang banyak dijual di toko mainan termasuk menyusun puzzle juga dapat melatih anak berkonsentrasi.



Sumber: Dr. Dharmawan A. Purnama,SpKJ

STIMULASI DINI ADHD

Terapi modifikasi perilaku harus melalui pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebih memfokuskan pada perunahan secara spesifik. Pendekatan ini cukup berhasil dalam mengajarkan perilaku yang diinginkan, berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosi labil, self injury dan sebagainya. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri.
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas dan bekerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan terapi.
Dengan bertambahnya umur pada seorang anak akan tumbuh rasa tanggung jawab dan kita harus memberikan dorongan yang cukup untuk mereka agar mau belajar mengontrol diri dan mengendalikan aktifitasnya serta kemampuan untuk memperhatikan segala sesuatu yang harus dikuasai, dengan menyuruh mereka untuk membuat daftar tugas dan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan sangat membantu dalam upaya mendisiplinkan diri, termasuk didalamnya kegiatan yang cukup menguras tenaga (olah raga dll) agar dalam dirinya tidak tertimbun kelebihan tenaga yang dapat mengacaukan seluruh kegiatan yang harus dilakukan. Nasehat untuk orangtua, sebaiknya orang tua selalu mendampingi dan mengarahkan kegiatan yang seharusnya dilakukan si-anak dengan melakukan modifikasi bentuk kegiatan yang menarik minat, sehingga lambat laun dapat mengubah perilaku anak yang menyimpang. Pola pengasuhan di rumah, anak diajarkan dengan benar dan diberikan pengertian yang benar tentang segala sesuatu yang harus ia kerjakan dan segala sesuatu yang tidak boleh dikerjakan serta memberi kesempatan mereka untuk secara psikis menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan.
Umpan balik, dorongan semangat, dan disiplin, hal ini merupakan pokok dari upaya perbaikan perilaku anak dengan memberikan umpan balik agar anak bersedia melakukan sesuatu dengan benar disertai dengan dorongan semangat dan keyakinan bahwa dia mampu mengerjakan, pada akhirnya bila ia mampu mengerjakannya dengan baik maka harus diberikan penghargaan yang tulus baik berupa pujian atupun hadiah tertentu yang bersifat konstruktif. Bila hal ini tidak berhasil dan anak menunjukkan tanda-tanda emosi yang tidak terkendali harus segera dihentikan atau dialihkan pada kegiatan lainnya yang lebih ia sukai. Strategi di tempat umum, terkadang anak justru akan terpicu perlaku distruktifnya di tempat-tempat umum, dalam hal ini berbagai rangsangan yang diterima baik berupa suasana ataupun suatu benda tertantu yang dapat membangkitkan perilaku hiperaktif / destruktif haruslah dihindarkan dan dicegah, untuk itu orang tua dan guru harus mengetahui hal-hal apa yang yang dapat memicu perilaku tersebut. Modifikasi perilaku, merupakan pola penanganan yang paling efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustrasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang penuh percaya diri.



Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

PENANGANAN DINI HIPERAKTIFITAS

Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan teori penyebabnya.
Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan menggunakan obat-obatan. Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan timbulnya impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali. Sebelum digunakannya obat-obat ini, diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan terapi okupasi lainnya secara simultan juga harus dilaksanakan, sebab bila penanganan hanya diutamakan obat maka tidak akan efektif secara jangka panjang.
Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita. Diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or "Leaky Gut Syndrome"), penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif. Suatu substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil yang cukup memuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-Tyrosine mampu mensitesa (memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga dapat ditingkatkan produksinya dengan menggunakan golongan amphetamine.
Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral, essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino dan toksisitas Logam berat. Terapi inovatif yang pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional Cina seperti akupuntur.
Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama. Penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna menjamin keberhasilan terapi.
Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada penderita ADHD yang sudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada beberapa terapi okupasi untuk memperbaiki gangguan perkembangan dan perilaku pada anak yang mulai dikenalkan oleh beberapa ahli perkembangan dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory Integration (AYRES), snoezelen, neurodevelopment Treatment (BOBATH), modifukasi Perilaku, terapi bermain dan terapi okupasi lainnya.



Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

KRITERIA / GEJALA ADHD

(1) Enam atau lebih gejala dari kurang perhatian atau konsentrasi yang tampak paling sedikit 6 bulan terakhir pada tingkat maladaptive dan tidak konsisten dalam perkembangan
INATTENTION
a. Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat secara jelas atau membuat kesalahan yang tidak terkontrol dalam :
1. sekolah
2. bekerja
3. aktifitas lainnya
b. Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/ konsentrasi dalam menerima tugas atau aktifitas bermain.
c. Sering kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung
1. Menyelesaikan pekerjaan rumah
2. Pekerjaan atau tugas
3. Mengerjakan perkerjaan rumah (bukan karena perilaku melawan)
4. Gagal untuk mengerti perintah
d. Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan
e. Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan tugas yang membutuhkan usaha (seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah)
f. Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan ( permainan, tugas sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya ))
g. Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang tidak berkaitan
h. Sering melupakan tugas atau kegiatan segari-hari
(2) Enam atau lebih gejala dari hiperaktivitas/impulsifitas yang menetap dalam 6 bulan terakhir
HIPERAKTIFITAS
a. Sering merasa gelisah tampak pada tangan, kaki dan menggeliat dalam tempat duduk
b. Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang mengharuskan tetap duduk.
c. Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak seharusnya (pada dewasa atau remaja biasanya terbatas dalam keadaan perasaan tertentu atau kelelahan )
d. Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan tenang.
e. isering berperilaku seperti mengendarai motor
f. Sering berbicara berlebihan
IMPULSIF
a.Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai.
b. Sering sulit menunggu giliran atau antrian
c. Sering menyela atau memaksakan terhadap orang lain (misalnya dalam percakapan atau permainan).
KRITERIA B: Gejala hiperaktif-impulsif yang disebabkan gangguan sebelum usia 7 tahun.
KRITERIA C : Beberapa gangguan yang menimbulkan gejala tampak dalam sedikitnya 2 atau lebih situasi ( misalnya di kelas, di permainan atau di rumah )
KRITERIA D : Harus terdapat pengalaman manifestasi bermakna secara jelas mengganggu kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan )
KRITERIA E : Gejala tidak terjadi sendiri selama perjalanan penyakit dari Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik dan dari gangguan mental lainnya (Gangguian Perasaan, Gangguan kecemasan, Gangguan Disosiatif atau gangguan kepribadian)
Diagnosis ADHD, Tipe kombinasi jika terdapat pada A1 dan A2 yang didaptkan dalam 6 bulan terakhir. ADHD tipe Inatentif redominan jika dalam kriteria didapatkan A1, tetapi tidak didapatkan gejala pada A2 dalam 6 bulan terakhir. ADHD Hiperaktif Predominan -Tipe Impulsif): jika kriteria didapatkan A2 tapi tidak dijumpai kriteria A1 dalam 6 bulan terakhir.
Kriteria diagnostik hiperaktifitas adalah ditemukannya 6 gejala atau lebih yang menetap setidaknya selama 6 bulan. Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialami pada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanya hambatan yang secara signifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah dalam menempatkan sesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan perkembangan, skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya.



Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

DIAGNOSIS ADHD

Diagnosa hiperaktifitas tidak dapat dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tua penderita saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah, serta penderita harus dilakukan pemeriksaan meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukkan tanda-tanda hiperaktif, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lain yang mungkin mejadi pemicu terjadinya hiperaktifitas. Pada beberapa kasus bahkan membutuhkan pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan. Hingga saat ini belum ada suatu standard pemeriksaan fisik dan psikologis untuk hiperaktifitas. Ini berarti pemeriksaan klinis haruslah dilakukan dengan sangat teliti meskipun belum ditemukan hubungan yang jelas antara jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan proses terjadinya hiperaktifitas. Beragam kuesioner dapat disusun untuk membantu mendiagnosa, namun yang terpenting adalah perhatian yang besar dan pemeriksaan yang terus-menerus, karena tidak mungkin diagnosa ditegakkan hanya dalam satu kali pemeriksaan.
Bila didapatkan seorang anak dengan usia 6 hingga 12 tahun yang menunjukkan tanda-tanda hiperaktif dengan prestasi akademik yang rendah dan kelainan perilaku, hendaknya dilakukan evaluasi awal kemungkinan
Untuk mendiagnosis ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3 gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah konduksi.

DETEKSI DINI GEJALA HIPERAKTIF ADHD

Untuk dapat disebut memiliki gangguan ADHD, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif. Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.
Manifestasi klinis yang terjadi sangat luas, mulai dari yang ringan hingga berat atau bisa terjadi dengan jumlah gejala minimal hingga lebih banyak gejala. Tampilan klinis ADHD tampaknuya sudah bisa dideteksi sejak dini Sejas usia bayi. Gejala yang harus lebih dicermati pada usia bayi adalah bayi yang sangat sensitive terhadap suara dan cahaya, menangis, menjerit, sulit untuk diam, waktu tidur sangat kurang dan sering terbangun, kolik, sulit makan atau minum susu baik ASI atau susu botol., tidak bisa ditenangkan atau digendong, menolak untuk disayang, berlebihan air liur, kadang seperti kehausan sering minta minum, Head banging (membenturkan kepala, memukul kepala, menjatuhkan kepala kebelakang) dan sering marah berlebihan.
Keluhan lain pada anak besar adalah anak tampak Clumsy (canggung), impulsif, sering mengalami kecelakaan atau jatuh, perilaku aneh/berubah-ubah yang mengganggu, gerakan konstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak lainnya. Agresif, Intelektual (IQ) normal atau tinggi tapi pretasi di sekolah buruk, Bila di sekolah kurang konsentrasi, aktifitas berlebihan dan tidak bisa diam, mudah marah dan meledak kemarahannya, nafsu makan buruk. Koordinasi mata dan tangan jelek., sulit bekerjasama, suka menentang dan tidak menurut, suka menyakiti diri sendiri (menarik rambut, menyakiti kulit, membentur kepala dll) dan gangguan tidur.
Tanda dan gejala pada anak yang lebih besar adalah tindakan yang hanya terfokus pada satu hal saja dan cenderung bertindak ceroboh, mudah bingung, lupa pelajaran sekolah dan tugas di rumah, kesulitan mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah, kesulitan dalam menyimak, kesulitan dalam menjalankan beberapa perintah, sering keceplosan bicara, tidak sabaran, gaduh dan bicara berbelit-belit, gelisah dan bertindak berlebihan, terburu-buru, banyak omong dan suka membuat keributan, dan suka memotong pembicaraan dan ikut campur pembicaraan orang lain
Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialami pada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanya hambatan yang secara signifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah dalam menempatkan sesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan perkembangan, skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya20).
Tampilan lainnya pada anak dengan hiperaktif terjadi disorganisasi afektif, penurunan kontrol diri dan aktifitas yang berlebihan secara nyata. Mereka biasanya bertindak 'nekat' dan impulsif, kurang sopan, dan suka menyela pembicaraan serta mencampuri urusan orang lain. Sering kurang memperhatikan, tidak mampu berkonsentrasi dan sering tidak tuntas dalam mengerjakan sesuatu serta berusaha menghindari pekerjaan yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi, tidak menghiraukan mainan atau sesuatu miliknya, mudah marah, sulit bergaul dan sering tidak disukai teman sebayanya. Tidak jarang mereka dengan kelainan ini disertai adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi tidak didapatkan kelainan otak yang spesifik. Pada umumnya prestasi akademik mereka tergolong rendah dan minder. Mereka sering menunjukkan tidakan anti sosial dengan berbagai alasan sehingga orangtua, guru dan lingkungannya memperlakukan dengan tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah.
Sekitar 50-60% penderita ADHD didapatkan sedkitnya satu gangguan perilaku penyerta lainnya. Gangguan perilaku tersebut adalah gangguan belajar, restless-legs syndrome, ophthalmic convergence insufficiency, depresi, gangguan kecemasan, kepribadian antisosia, substance abuse, gangguan konduksi dan perilaku obsesif-kompulsif.
Penderita ADHD terjadi disorganisasi afektif, penurunan kontrol diri dan aktifitas yang berlebihan secara nyata. Mereka biasanya bertindak 'nekat' dan impulsif, kurang sopan, dan suka menyela pembicaraan serta mencampuri urusan orang lain. Sering kurang memperhatikan, tidak mampu berkonsentrasi dan sering tidak tuntas dalam mengerjakan sesuatu serta berusaha menghindari pekerjaan yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi, tidak menghiraukan mainan atau sesuatu miliknya, mudah marah, sulit bergaul dan sering tidak disukai teman sebayanya. Tidak jarang mereka dengan kelainan ini disertai adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi tidak didapatkan kelainan otak yang spesifik. Pada umumnya prestasi akademik mereka tergolong rendah dan minder. Mereka sering menunjukkan tidakan anti sosial dengan berbagai alasan sehingga orangtua, guru dan lingkungannya memperlakukan dengan tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah.
Resiko terjadi ADHD semakina meningkat bila salah satu saudara atau orang tua mengalami ADHD atau gangguan psikologis lainnya. Gangguan posikologis dan perilaku tersebut meliputi gangguan bipolar, gangguan konduksi, depresi, gangguan disosiatif, gangguan kecemasan, gangguan belajar, gangguan mood, gangguan panic, obsesif-kompulsif, gangguan panic disertai goraphobia. Juga kelainan perilaku lainnnya seperti gangguan perkembangan perfasif termasuk gangguan Asperger, Posttraumatic stress disorder (PTSD), Psychotic, Social phobia, ganggguan tidur, sindrom Tourette dan ticks.




Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

FAKTOR RESIKO ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi Susunan saraf pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.
Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes dan penyakit preeklamsia juga harus dicermati.
Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak har5uis dicermati gangguan saluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangan sesuatu selama masa kanak-kanak, tidak sadar diri atau pingsan.




Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

PENYEBAB ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik, perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.
Banyak penelitian menunjukkan efektifitas pengobatan dengan psychostimulants, yang memfasilitasi pengeluaran dopamine dan noradrenergic tricyclics. Kondisi ini mengungatkan sepukalsi adanya gangguan area otak yang dikaitkan dengan kekuirangan neurotransmitter. Sehingga neurotransmitters dopamine and norepinephrine sering diokaitkan dengan ADHD..
Faktor genetik tampaknya memegang peranan terbesar terjadinya gangguan perilaku ADHD. Beberapa penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa hiperaktifitas yang terjadi pada seorang anak selalu disertai adanya riwayat gangguan yang sama dalam keluarga setidaknya satu orang dalam keluarga dekat. Didapatkan juga sepertiga ayah penderita hiperaktif juga menderita gangguan yang sama pada masa kanak mereka. Orang tua dan saudara penderita ADHD mengalami resiko 2-8 kali lebih mudah terjadi ADHD, kembar monozygotic lebih mudah terjadi ADHD dibandingkan kembar dizygotic juga menunjukkan keterlibatan fator genetik di dalam gangguan ADHD. Keterlibatan genetik dan kromosom memang masih belum diketahui secara pasti. Beberapa gen yang berkaitan dengan kode reseptor dopamine dan produksi serotonin, termasuk DRD4, DRD5, DAT, DBH, 5-HTT, dan 5-HTR1B, banyak dikaitkan dengan ADHD.
Penelitian neuropsikologi menunjukkkan kortek frontal dan sirkuit yang menghubungkan fungsi eksekutif bangsal ganglia. Katekolamin adalah fungsi neurotransmitter utama yang berkaitan dengan fungsi otak lobus frontalis. Sehingga dopaminergic dan noradrenergic neurotransmission tampaknya merupakan target utama dalam pengobatan ADHD.
Teori lain menyebutkan kemungkinan adanya disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi oleh dopamin sebagai neurotransmitter pencetus gerakan dan sebagai kontrol aktifitas diri. Akibat gangguan otak yang minimal, yang menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol perilaku anak. Dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan MRI didapatkan gambaran disfungsi otak di daerah mesial kanan prefrontal dan striae subcortical yang mengimplikasikan terjadinya hambatan terhadap respon-respon yang tidak relefan dan fungsi-fungsi tertentu. Pada penderita ADHD terdapat kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefrontal kanan bawah dan kaudatus kiri yang berkaitan dengan pengaruh keterlambatan waktu terhadap respon motorik terhadap rangsangan sensoris.
Beberapa peneliti lainnya mengungkapkan teori maturation lack atau suatu kelambanan dalam proses perkembangan anak-anak dengan ADHD. Menurut teori ini, penderita akhirnya dapat mengejar keterlambatannya dan keadaan ini dipostulasikan akan terjadi sekitar usia pubertas. Sehingga gejala ini tidak menetap tetapi hanya sementara sebelum keterlambatan yang terjadi dapat dikejar.
Banyak peneliti mengungkapkan penderita ADHD dengan gangguan saluran cerna sering berkaitan dengan penerimaan reaksi makanan tertentu. Teori tentang alergi terhadap makanan, teori feingold yang menduga bahwa salisilat mempunyai efek kurang baik terhadap tingkah laku anak, serta teori bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktifitas pada anak. Disebutkan antara lain tentang teori megavitamin dan ortomolecular sebagai terapinya
Kerusakan jaringan otak atau 'brain damage yang diakibatkan oleh trauma primer dan trauma yang berulang pada tempat yang sama. Kedua teori ini layak dipertimbangkan sebagai penyebab terjadinya syndrome hiperaktifitas yang oleh penulis dibagi dalam tiga kelompok. Dalam gangguan ini terjadinya penyimpangan struktural dari bentuk normal oleh karena sebab yang bermacam-macam selain oleh karena trauma. Gangguan lain berupa kerusakan susunan saraf pusat (SSP) secara anatomis seperti halnya yang disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan hipoksia.
Perubahan lainnya terjadi gangguan fungsi otak tanpa disertai perubahan struktur dan anatomis yang jelas. Penyimpangan ini menyebabkan terjadinya hambatan stimulus atau justru timbulnya stimulus yang berlebihan yang menyebabkan penyimpangan yang signifikan dalam perkembangan hubungan anak dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Penelitian dengan membandingkan gambaran MRI antara anak dengan ADHD dan anak normal, ternyata menghasilkan gambaran yang berbeda, dimana pada anak dengan ADHD memiliki gambaran otak yang lebih simetris dibandingkan anak normal yang pada umumnya otak kanan lebih besar dibandingkan otak kiri.
Dengan pemeriksaan radiologis otak PET (positron emission tomography) didapatkan gambaran bahwa pada anak penderita ADHD dengan gangguan hiperaktif yang lebih dominan didapatkan aktifitas otak yang berlebihan dibandingkan anak yang normal dengan mengukur kadar gula (sebagai sumber energi utama aktifitas otak) yang didapatkan perbedaan yang signifikan antara penderita hiperaktif dan anak normal.


Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia

ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Pada anak normal seringkali menunjukkan tanda-tanda: kurang perhatian, mudah teralihkan perhatiannya, emosi yang meledak-ledak bahkan aktifitas yang berlebihan. Hanya saja pada anak dengan kelainan ADHD, gejala-gejala ini lebih sering muncul dan lebih berat kualitasnya dibandingkan anak normal seusianya.
Pola perhatian anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Kelompok yang paling berat adalah over exklusif dimana seorang anak hanya terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrem (misalnya pada bayi yang sedang memperhatikan kancing bajunya dan tidak mempedulikan rangsangan lain), pola ini disebut autisme. Kelompok dengan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan. Perhatian hanya mampu bertahan beberapa saat saja oleh suatu rangsangan lain yang mungkin tidak adekuat. Hal ini dinamakan kesulitan perhatian (attention deficit hyperactivity disorder). Kondisi normal adalah pola yang paling baik karena anak mampu memperhatikan sesuatu dan mengalihkannya terhadap yang lain pada saat yang tepat tanpa kehilangan daya konsentrasi, pola ini merupakan pola normal perkembangan mental anak secara matang.
Definisi hiperaktifitas adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda. Aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang ditandai dengan gangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakkan jari-jari tangan, kaki, pensil, tidak dapat duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun pada saat dimana dia seharusnya duduk degan tenang.. Terminologi lain yang dipakai mencakup beberapa kelainan perilaku meliputi : perasaan yang meletup-letup, aktifitas yang berlebihan, suka membuat keributan, membangkang dan destruktif yang menetap.
Temperamen seorang anak adalah suatu karakteristik yang hidup dan dinamis, meski terkadang pada seorang anak lebih dinamis dibandingkan anak lain. Bila terjadi peningkatan aktifitas motorik yang berlebihan pada seorang anak dibandingkan anak lain sebayanya, maka sering kali 'si-anak' dikeluhkan sebagai hiperaktif oleh orang tuanya. Penilaian semacam ini sangat subyektif dan tergantung dari standar yang dipakai oleh orang tua dalam menilai tingkat aktifitas normal seorang anak. Anggapan bahwa si-anak 'hiperaktif' mungkin tidak tepat jika hanya karena si-anak menunjukkan tanda-tanda 'nakal' dan 'bikin ribut' pada saat tertentu tetapi secara keseluruhan menunjukkan aktifitas yang normal. Dalam hal 'anak-ini' justru kepada orang tuanya yang harus diberikan pengertian dan pengetahuan tentang bagaimana membimbing dan mengarahkan secara benar seorang anak dengan pola perilaku yang 'menurut orang tua' berlebihan.


Sumber: Yahya Nursidik
Bandung, Jawa Barat, Indonesia